Review Film The Impossible Terkait Peran PMIK dalam Tanggap Darurat Bencana


REVIEW FILM THE IMPOSSIBLE
Dalam film “The Impossible” terdapat ilustrasi mengenai peran rekam medis dalam menghadapi tanggap darurat bencana, dimana petugas rekam medis tidak melakukan pekerjaan rutinnya seperti pada pendaftaran, assembling, coding, indeksing dan pelaporan tetapi ikut dalam menangani korban dengan berdasar pada pasien safety (keselamatan pasien). Rumah sakit harus melakukan perencanaan penyelenggaraan penanggulangan pada saat terjadi bencana melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan yang telah ditetapkan oleh instansi dengan wajib melakukan standar teknis. Penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi tiga tahap yaitu tahap prabencana (sebelum terjadinya bencana), saat tanggap darurat, dan pasca bencana (setelah terjadinya bencana).
1.        Tahap Prabencana, dalam film tersebut tidak memberikan gambaran mengenai tahapan ini. Tetapi pelayanan yang diberikan saat setelah terjadinya tsunami sudah berjalan dengan baik. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh manajemen yang baik pula yaitu bagaimana memposisikan diri dan mempersiapkan apa saja yang diperlukan saat tanggap darurat tersebut. Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh petugas rekam medis saat sebelum terjadinya bencana, yaitu:
a.         Persediaan (stock) gelang pasien/korban bencana
1)        Merah, sebagai penanda korban emergency.
2)        Kuning, sebagai penanda korban memerlukan pengawasan ketat tetapi perawatan dapat ditunda sementara.
3)        Hijau, sebagai penanda korban tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda.
4)        Hitam, sebagai penanda korban telah meninggal dunia.
b.        Persediaan (stock) formulir bencana, dipergunakan untuk pengumpulan data. Isi formulir rekam medis dalam keadaan bencana sekurang-kurangnya sama seperti pada pasien gawat darurat dan selain itu ditambahkan:
1)        Jenis bencana dan lokasi korban ditemukan.
2)        Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal.
3)        Identitas yang menemukan korban.
4)        Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.
5)        Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam rekam medis dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.
c.         Persediaan kebutuhan obat.
d.        Persediaan kebutuhan makanan.
2.        Tahap Saat Tanggap Darurat
Merupakan implementasi dari penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat yang pernah dipelajari/di ujicoba. Dalam film “The Impossible” ini telah menerapkan triase yaitu pertolongan darurat bencana dengan memprioritaskan pada korban yang terkena bencana yang mengalami luka parah dan kelompok rentan. Apabila korban berada pada rumah sakit lapang dan dalam kondisi emergency, dengan peralatan medis yang kurang memadai maka perlu dirujuk ke rumah sakit terdekat. Setelah pasien ditangani maka perlu dilakukan identifikasi korban (minimal nama dan alamat), ini akan dipergunakan untuk laporan yang akan ditempel pada papan info (baik pada rumah sakit maupun rumah sakit lapang) dan surat kabar.
Identifikasi korban yang lengkap dilakukan jika korban memungkinkan untuk diwawancarai, namun apabila dirasa tidak memungkinkan maka bisa ditanyakan kepada penanggung jawab korban. Setelah dilakukan identifikasi maka perlu adanya pencantuman identitas secara umum yang diletakkan/ditempel pada tempat tidur korban, hal ini dapat mempermudah dalam pencarian anggota keluarga yang belum ditemukan. Apabila setelah semua korban tertangani petugas rekam medis juga bisa membantu dalam pencarian anggota keluarga korban bencana.
3.        Tahap Pasca Bencana
Merupakan tahap yang dilakukan setelah terjadinya bencana. Petugas rekam medis harus membuat laporan yang lebih spesifik yang ditujukan untuk rumah sakit dan dinas kesehatan kabupaten/kota dengan penambahan item jumlah korban dan jumlah kerusakan (jika ada). laporan dikatakan spesifik apabila laporan dari rumah sakit lapang digabung dengan laporan rumah sakit di mana korban ditangani. Laporan ini dipergunakan sebagai acuan atau pandangan untuk evaluasi, maka jika terjadi bencana sudah ada persiapan.

Oleh    : Krismawati

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Standar Prosedur Operasional (SPO) Surat Keterangan Medis (SKM)

Cara Membuat Celengan Koin dari Kardus Kecil